Bagaimana bisa manusia bersahabat dengan singa Afrika? Namun, faktanya kisah ini benar ada dan pernah diangkat menjadi film. Ada dua orang pria bersahabat dengan hewan buas, bahkan raja hutan. Persahabatan tersebut sangat menyentuh hati dan menghangatkan jiwa.
Kisah persahabatan dua manusia dengan seekor hewan buas dari Benua Hitam ini akan kami ulas dalam penjelasan di bawah ini. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dua makhluk hidup berbeda bisa memiliki persahabatan erat dan kisahnya mendunia.
Awal Mula Persahabatan Manusia dengan Singa Afrika
Ini adalah kisah persahabatan dua orang laki-laki dengan seekor singa sekitar tahun 70-an. Dulu dua orang sahabat, John Rendall dan Ace Berg menemukan seekor anak singa yang dijual di Distrik Harrods. Mirisnya singa tersebut dalam kondisi terkurung di dalam kandang.
Melihat singa yang dalam kondisi kesepian dan tertekan, Rendall dan Berg memutuskan membawa bayi singa tersebut pulang ke rumah. Dari sini awal mula persahabatan manusia dengan singa Afrika yang akhirnya diberi nama Christian.
Christian atau sang singa adalah korban perburuan liar, tidak diketahui apakah induknya juga sudah mati atau masih ada di hutan. Tidak seperti spesies sejenis lainnya, Christian cenderung memiliki rasa takut dan sama sekali tidak memiliki insting hewan buas.
Terlebih selama bertahun-tahun Christian menjalani kehidupan selayaknya hewan peliharaan, bukan hewan hutan. Persahabatan Rendall, Berg, dan Christian sudah begitu kuat, namun bagaimanapun Christian adalah makhluk hidup yang berbeda.
Terlebih, semakin besarnya ukuran tubuh Christian membuat warga setempat semakin khawatir karena tubuh Christian semakin besar. Meski ada bukti bertahun-tahun persahabatan manusia dengan singa Afrika, namun tidak mampu meyakinkan warga setempat.
Christian Kemudian Dikembalikan ke Hutan
Warga tetap takut hewan buas tersebut bisa sewaktu-menyerang dan membahayakan warga. Akhirnya, Berg dan Rendall menyerahkan hewan peliharaan mereka kepada ahli untuk dilatih kembali ke jati dirinya yang asli, yakni sebagai raja hutan yang buas.
Awal mula ditinggalkan oleh Rendall dan Berg, Christian terlihat lesu dan sedih. bahkan raungannya terdengar parau, seperti mengisyaratkan kehilangan dua orang teman. Namun, perlahan dan pasti insting hewan buas dalam diri Christian akhirnya terbentuk.
Kisah persahabatan ini sudah dituangkan dalam sebuah film dokumenter, Anda bisa banyak menemukan sumbernya. Bukti persahabatan manusia dengan singa Afrika ini bisa terlihat dari gerak-gerik Christian yang tidak ragu memeluk dan menciumi Rendall dan Berg.
Sang raja hutan bertindak seperti bayi sekalipun badannya kian hari kian besar. Ini yang menjadi sulit bagi Christian ketika dilatih kembali insting buasnya. Seperti seorang bayi yang dipaksa lepas dari ibunya, tentu ada momen dimana merasa tidak nyaman.
Namun, terlahir sebagai hewan liar dan buas, perlahan sahabat Berg dan Rendall ini menemukan jati dirinya. Akhirnya Christian dilepaskan ke hutan di Kenya, tempat asal dimana hewan buas ini semestinya melanjutkan kehidupan sebagai seorang raja hutan.
Awal mula dilepaskan, singanya merasa kebingungan menentukan wilayah kekuasaan karena beberapa wilayah sudah dikuasai oleh singa lain. Yang mengharukan dari persahabatan manusia dengan singa Afrika ini adalah kisahnya bisa ditonton banyak orang sampai saat ini.
Reuni Rendall, Berg, dan Christian
Christian dilepaskan ke habitat aslinya, dibiarkan bergabung dengan singa lain untuk membentuk kawanan dan menentukan wilayah kekuasaan. Meskipun awalnya mengalami kesulitan, namun satwa liar ini perlahan mampu memimpin kawanan dalam jumlah besar.
Mengejutkan, Christian seekor bayi singa lemah tak berdaya kini berhasil menjadi pemimpin kawanan singa di hutan Kenya. Rendall dan Berg pernah mengunjungi hutan Kenya satu tahun setelah sahabat satwanya dikembalikan ke habitat asli.
Rendall maupun Berg telah mendapatkan peringatan untuk tidak menemui sahabat satwa mereka secara langsung. Sebab selama satu tahun berlalu, mungkin saja intensitas persahabatan manusia dengan singa Afrika tersebut sudah tidak sekental dulu.
Ditambah Christian kini telah menjelma menjadi raja hutan dengan banyak kawanan. Dikhawatirkan Berg dan Rendall justru akan diserang oleh sahabatnya sendiri. Namun, peringatan tersebut tidak digubris sama sekali oleh dua manusia tersebut.
Alih-alih mendengarkan saran ahli, baik Berg maupun Rendall justru tetap mendatangi tempat satwa liarnya berada. Jauh dari bukit dengan jarak sekitar 100 meter terlihat seekor singa jantan menatap tajam dua orang di hadapannya.
Tak lama, raja hutan tersebut berlari ke arah Berg maupun Rendall dan seketika melompat kepada mereka. Rendall dan Berg yang merasa ikatan persahabatan manusia dengan singa Afrika tetap sama kentalnya, tentu sempat merasa takut juga.
Namun, perlahan keduanya memanggil nama Christian dan hamburan raja hutan tersebut yang tergesa-gesa ternyata untuk memeluk. Kisah ini begitu menyentuh hati karena di saat itu juga satwa liar seperti raja hutan menunjukkan hati nuraninya kepada manusia.
Reuni Rendall, Berg, dan Christian Sekaligus Perpisahan
Tiga tahun berlalu, Berg dan Rendall kembali ke tempat yang sama, dimana sahabat satwa liarnya berada. Kali ini teman mereka sudah tumbuh dengan tinggi dan bobot lebih besar lagi. Insting sebagai raja hutan sudah semakin kuat, namun apakah ada penyerangan?
Jawabannya tetap tidak. Christian hanya menghampiri kedua sahabat manusianya dan duduk diantara keduanya beberapa saat saja. Hubungan persahabatan manusia dengan singa Afrika ini menjadi bukti bahwa satwa liar bisa memiliki kasih dan sayang.
Pada kunjungan Berg maupun Rendall kedua kali ke Kenya, Afrika, sahabat satwanya sudah tidak menggebu-gebu mengungkapkan rindu seperti beberapa tahun sebelumnya. Jika pada kunjungan Rendall serta Berg pertama ke Kenya Christian langsung terlihat senang, kali ini tidak.
Kedatangan sahabat satwa dua manusia ini seolah sebagai tanda berpamitan. Christian hanya duduk diantara keduanya dalam beberapa menit kemudian pergi kembali ke kawanannya. Tanpa pelukan, tanpa ciuman, tanpa langkah kaki tergesa karena terlalu senang.
Semenjak saat itu, Rendall maupun Berg sudah tidak pernah menemukan Christian lagi di Kenya. Meskipun demikian, persahabatan manusia dengan singa Afrika ini akan abadi, bukan hanya di hati Rendall serta Berg, tetapi juga di hati dan memori seluruh penonton.
Sekalipun tidak pernah bertemu kembali, tetapi kedua manusia ini senang karena sahabat satwanya sudah berhasil menemukan jati diri. Rendall dan Berg juga berharap semoga keturunan Christian bisa hidup lebih baik di habitat aslinya saat ini.
Abadikan dan Simpan Momen dari Kisah Persahabatannya
Menarik sekali, bukan kisah persahabatan tidak terduga dari dua makhluk hidup di atas? Kejadian ini sudah ada sejak tahun 70-an. Ini artinya ketika mengunjungi Kenya sekarang, tidak mungkin Anda menemukan Christian langsung, tetapi bisa bertemu keturunannya.
Sekalipun begitu, kisah persahabatan manusia dengan singa Afrika ini tidak lantas memudahkan Anda mengidentifikasi mana keturunan Christian sekarang. Namun, mengunjungi lokasinya langsung dapat memberikan kesan tersendiri.
Sesekali berlibur ke Afrika untuk menyaksikan keindahan alam dan kealamian flora serta faunanya tentu menyenangkan. Apalagi jika Anda memiliki jiwa petualang yang tinggi, banyak sekali destinasi di Benua Hitam ini yang menarik untuk dieksplor.
Selalu ingat untuk tidak merusak alam dan mengganggu habitat fauna. Jika terpesona maka Anda bisa mengabadikan momen melalui tangkapan kamera. Rekam dan ambil gambar maupun video sebanyak mungkin agar Anda bisa mengingatnya kemudian hari.
Jangan takut memori perangkat penuh, alternatifnya Anda bisa langsung unggah ke media sosial atau simpan di Drive. Sekalipun tidak menemukan jejak persahabatan manusia dengan singa Afrika langsung, setidaknya kisahnya sudah memberikan banyak inspirasi.
Terkait penyimpanan di Drive atau unggah langsung ke media sosial butuh koneksi internet yang mendukung. Pastikan perlengkapan ini Anda persiapkan terlebih dahulu dari rumah sehingga sesampainya di Benua Hitam sudah aman dan nyaman digunakan.
Pastikan Komunikasi Tetap Terjaga Ketika Akan Berkunjung Kesana
Mempersiapkan perangkat internet bukan hanya berguna untuk mendukung unggahan ke media sosial maupun penyimpanan di Drive. Anda juga bisa lebih nyaman melakukan perjalanan karena proses komunikasi dengan keluarga sekaligus teman di Indonesia lebih lancar.
Berada di negara orang tentu membutuhkan adaptasi perangkat serta koneksi internet. Anda harus beli kartu baru agar bisa melakukan panggilan telepon, kirim pesan, serta lainnya. Kisah menarik persahabatan manusia dengan singa Afrika menjadi salah satu daya tarik datang ke Kenya.
Tapi, jangan lupa untuk selalu menjaga komunikasi dengan lancar agar keluarga maupun teman tidak khawatir. Peran penting koneksi internet lainnya ketika di negara orang adalah sebagai sarana komunikasi dengan warga setempat maupun supir taksi.
Saat pergi bersama rombongan, akomodasi sudah ditanggung penyedia layanan. Namun, saat pergi sendiri, Anda harus mengurus semua hal sendiri, termasuk mencari transportasi dari satu tempat ke tempat lain. Apa jadinya jika komunikasi terhambat?
Perbedaan bahasa menjadi salah satu kendala tidak tersampaikannya komunikasi dengan baik. Namun, pada zaman serba modern seperti sekarang, seperti halnya Anda mudah menemukan kisah persahabatan manusia dengan singa Afrika ini, mudah juga melakukan komunikasi.
Jika tidak paham bahasanya, Anda bisa buka aplikasi di internet yang mengalihbahasakan Bahasa Indonesia ke bahasa setempat. Tapi, kembali lagi untuk memanfaatkannya butuh koneksi internet berikut perangkat yang mendukung.
Gunakan Produk Terbaik dari JavaMifi
Beruntungnya sekarang ada produk JavaMifi yang memiliki dua produk terbaik untuk Anda gunakan saat perjalanan ke luar negeri. Pertama ada Wifi yang bisa digunakan untuk rombongan karena perangkatnya bisa dikoneksikan ke sebanyak lima devices.
Kuotanya tidak terbatas sehingga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh semua rombongan. Selain itu, layanan Wifi dari dari JavaMifi juga akan menyesuaikan dengan jaringan terbaik sehingga lebih mudah mengunggah momen kenangan persahabatan manusia dengan singa Afrika di masa lalu.
Wifi dari JavaMifi juga sudah mendukung koneksi ke sebanyak 200 lebih negara, salah satunya Benua Hitam ini. Layanan CS tersedia selama 24 jam, jadi jangan khawatir terjadi gangguan karena di mana saja Anda, CS siap sedia melayani keluhan.
Selain Wifi, JavaMifi juga hadir dengan produk eSIM untuk dukung kenyamanan liburan. eSim memiliki kelebihan support CS selama 24 jam, kuotanya tidak terbatas, serta bisa digunakan untuk tethering juga. Jadi, cukup membantu untuk dua atau tiga orang.
Tidak kalah dari Wifi, eSIM juga akan menyesuaikan dengan jaringan yang bagus di setiap wilayah. Serunya lagi, proses penggunaan eSIM tidak perlu gonta-ganti kartu, cukup scan saja maka nostalgia persahabatan manusia dengan singa Afrika bisa Anda bagikan.